28 September, 2008

BERITA KITA - AGUSTUS

KRONIK MADIUN
(ditulis oleh : Br. Suryadi)


Kunjungan
Kamis, 17 Juli tepat jam 13.00 Br. Anthoni dan Br. Bayu datang di komunitas Madiun. Kedua bruder ini akan menjadi tamu untuk beberapa hari di Komunitas Madiun. Kedatangan mereka diantar sopir Generalat mas Fajar. Dalam kesempatan ini Br. Suryadi menjadi penunjuk rute yang akan dilewati dari menuju Madiun. Pada kenyataannya Br. Anthoni dapat menikmati perjalanan kurang lebih 4,5 jam melewati jalur Solo, Karanganyar, Cemorosewu, Sarangan. Memang Madiun yang sangat minim berkenaan dengan tenpat-tempat tujuan wisata atau tempat tradisional, tetapi Br. Anthoni selama beberapa hari dapat merasakan bahwa di Jawa Timur ada yang namanya : musium Trinil dan tempat Ziarah Puh Sarang. Bagi Br. Anthoni menjadi catatan sejarah tersendiri karena bisa mengunjungi tempat tersebut. Setia menemani setiap perjalanan yang dilakukan Br. Anthoni disamping Br. Bayu selaku teman setia sejak awal sampai akhir yakni bruder pimpinan komunitas Br. Alek, Br. Michael dan Br. Kosmas. Bruder yang lain karena tugas perutusan penanganan karya tidak bisa sepenuhnya menemani perjalanan yang dilakukan Br. Anthoni, namun untuk acara-acara bersama di komunitas seperti rekreasi, dan acara kebersamaan yang lain senantiasa menyempatkan waktu. Dalam kesempatan kunjungan ke unit karya sekolah Br. Anthoni disambut langsung oleh para guru dan murid, bahkan sempat disuguhi spontanitas dari para murid. Kedua bruder mengakhiri kuinjungan di Komunitas Madiun pada tanggal 21 Juli pagi hari, yang selanjutnya menuju ke Semarang.

Mondok
Dikomunitas Madiun mulai akhir Bulan Agustus ini tambah anggota bruder baru. Dia Br. Zeka dari tarekat FIC, menjalani studi di STKIP Widya Yuwana. Saat ini sudah semester 7, masa persiapan skripsi. Sebelumnya bruder ini kos di depan kampus STKIP, tapi untuk beberapa pertimbangan dari Dewan Propinsi FIC di minta mondok di bruderan CSA, meskipun jaraknya lebih jauh dari tempat kos sebelumnya. Bruder ini untuk beberapa kegiatan akan ikut dalam kebersamaan komunitas. Selamat datang bruder........selamat berkomunitas bersama para bruder CSA dengan segala keberadaannya, salam persaudaraan !

Yang mampir dan...........bertamu.
Komunitas Madiun dari dulu sampai sekarang menjadi komunitas transit penghubung Komunitas di Jawa dan NTT. Hal ini menjadi solusi karena beberapa bruder yang akan berangkat ke Flores atau ke timur melalui Surabaya senantiasa singgah dan bermalam di Komunitas Madiun. Setelah Br. Dominggus ( baru saja menjalani kursus 1 tahun di KPTT Salatiga ) yang akan menuju Mbay dengan kapal Titian, tanggal 3 Agustus giliran Br. Septo yang datang dan menginap. Rencananya bruder yang akan menjalani perutusan di Komunitas Ruteng ini berangkat bersama-sama dengan Br. Agus menuju Ruteng dengan pesawat. Seminggu setelah itu tepatnya tanggal 8 hingga 11 Agustus untuk suatu tugas berkenaan dengan kuliah S2nya Br. Konradus, bertamu di Komunitas Madiun. Br. Konrad akan mengumpulkan data kuisioner terhadap para guru di Santo Yusuf. Selamat semoga hasil risetnya bermanfaat dan studi lancar demi perkembangan tarekat.

Perkemahan.
Sudah menjadi kegiatan rutin setiap awal tahun ajaran tepatnya dalam rangka hari Pramuka, Unit SD dan SMP Santo Yusuf mengadakan perkemahan. Untuk SD persami (Perkemahan Sabtu Minggu) dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 10 Agustus. Tepatnya di halaman sekolah. Acara di dampingi oleh kakak-kakak pembina dari SD Santo Yusuf sendiri. Acara persami ini berjalan aman dan lancar. Aman karena dari awal sampai akhir acara lingkungan dan halaman sekolah dijaga ketat oleh aparat polisi, yang dikarenakan putra dari KAPOLWIL Madiun yang saat ini sekolah di Santo Yusuf kelas 5 ikut persami. Untuk unit SMP acara kemah di selenggarakan pada tanggal 22-24 Agustus sehingga sebutan yang dipakai bukan persami tetapi perjusami (perkemahan Jumat , Sabtu, Minggu). Diselenggarakan di Bumi Taman Bermain Manunggal, Magetan). Pendamping adalah para guru pramuka yang ditunjuk oleh sekolah.
Masing-masing kepala sekolah mendampingi acara kegiatan dengan setia.

17 an,.....................
Madiun......., jaya ! Soyus, soyus, soyus.......Yesss !
Acara tujuh belasan di Madiun begitu semarak, dan menyenangkan. Acara hari H, tepatnya Minggu, 17 Agustus ada upacara di halaman sekolah. Selanjutnya acara hari H, tepatnya Minggu, 17 Agustus ada upacara di halaman sekolah. Selanjutnya acara sore hari di asrama ada pertandingan sepak bola antar anak asrama. Acara ini menjadi istimewa karena layaknya pertandingan resmi di siaran liga juga memperebutkan hadiah yang telah dipersiapkan. Acara malam hari adalah acara syukur dengan acara pokok yakni bakar jagung rame-rame.
Dalam rangka acara yang sama dengan tujuan yang sama pula namun berbeda waktu pelaksanaan sudah menjadi acara tradisi sekaligus pamer kebolehannya, maka tanggal 28 Agustus pagi hari adalah acara karnaval 17 an kota Madiun. Subyek atau pelaksananya adalah semua instansi dan lembaga sekolah di legalkan menunjukkan kebolehan dan kepiawaian serta memunculkan daya kreatifitas. Untuk lembaga Santo Yusuf acara karnaval dilakukan oleh keluarga SMP yang melibatkan murid dan para guru serta karyawan ditambah pemerhati / kenalan. Acara dimulai jam 03.00 dengan persiapan atau rias yang diadakan di asrama, sehingga tidak kurang dari 120 peserta pagi-pagi sudah berubah penampilan menjadi aktor / aktris dadakan. Acara yang mengusung tema / judul : Berdirinya Kadipaten Purabaya, sehingga peserta semua menjadi para prajurit, dan Pangeran dengan kendaraan utama kuda. Acara juga melibatkan 2 ekor kuda sebagai kendaraan saat itu. Akhirnya tepat jam 09.00 pagi acara pawai karnaval yang berstart di depan Kantor Wali kota dimulai Santo Yusuf mendapat urutan ke 16.
Selamat untuk acara karnaval ini, merdeka !

Retret
Anggota Komunitas Madiun yang menjalani retret bulan ini adalah Br. Suryadi. Retret pribadi ini dijalani pada tanggal 28 Agustus – 4 September. Tempat retret di pilih yakni Pertapaan St. Maria Rawaseneng. Bruder Suryadi ini menjadi tahun ke 3 (2005,2006,2008) memilih retret pribadi di sana dengan pembimbing yang sama yakni Rm. Athanisius, OCSO. Dirasakan tempat ini membantu dalam permenungan dan refleksi terlebih dapat mengikuti peribadatan yang durasinya lebih. Para bruder yang berencana retret bulan berikutnya namun ditempat yang berbeda dan kelompok gabungan antar tarekat yakni Br. Agus, Br. Yakobus, Br. Michael memilih tempat di Panti Semedi Klaten, yakni mulai tanggal 7 Oktober.

Rehap..................selesai
Akhirnya setelah menghabiskan waktu 76 hari rehap SMP Santo Yusuf dengan fokus menyangga pondasi bangunan yang mengalami penurunan selesai tepatnya 11 September. Hari itu semua tukang sudah pulang, berikut mandor dan semua peralatan yang dibawa. Terima kasih untuk semua yang membantu rehap ini, khususnya Bp. Pramulo yang berdomisili di Semarang, meski hanya beberapa kali mengunjungi tempat rehap namun karena perjuangannya memberi solusi kesulitan yang dihadapi pada rencana rehap ini. Bp. Pramulo ini yang mencetuskan ide dan menggambar perencanaan rehap.

07 Agustus, 2008

Berita kujungan Br. Cees dan Br. Thomas

Tanggal 29-31 Juli 2008
Br. Cees dan Br. Thomas mengunjungi Komunitas Madiun
Dalam foto kedua bruder rekreasi bersama di teras bruderan
Terima kasih bruder atas kunjungannya.

Berita kujungan Br. Anthoni

Tanggal 17 - 21 Juli 2008
Br. Anthoni di dampingi Br. Bayu dari Kanada
mengunjungi komunitas Madiun
dalam Foto kedua bruder foto bersama anak-anak asrama dan panti
Di Madiun tempat yang dikunjungi antara lain :
Musium TRINIL
Gua Maria PUH SARANG, Kediri
Dalam perjalanan menuju Madiun dari Yogya sudah menyempatkan
melewati TAWANG MANGU, CEMORO SEWU, TELAGA SARANGAN.

Berita Karya


Tanggal 11 Juli 2008
telah dilakukan serah terima jabatan kepala sekolah
SMP SANTO YUSUF MADIUN
dari Bpk. Drs. Paulus Suban M kepada Br. Viktor London, CSA
Acara dilakukan di Aula Sekolah
hadir dalam acara :
Pengurus Yayasan Mardiwijana, Komite Sekolah, Guru dan karyawan
dan beberapa tamu undangan dari Dinas Kota Madiun.


14 Juli, 2008

Foto kapel biara CSA


foto para bruder di kapel

08 Juli, 2008

FOTO


PARA BRUDER KOMUNITAS MADIUN

BERITA KITA JUNI 2008

KRONIK MADIUN
(penulis : Suryadi, CSA)

Kerja sama antar tarekat
Berbagai kegiatan dibulan April dan Mei yang dilakukan para bruder komunitas Madiun antara lain mengikuti GSP bekerjasama dengan Pastoran, suster Misionaris Claris (MC), Ursulin, dan ALMA Madiun. Acara dilakukan bebarapa kali baik di lingkungan Madiun sendiri dan juga di stasi yakni Caruban, Saradan dan Jenangan. Kegiatan ini antara lain mengambil waktu tepat pada Minggu Panggilan Sedunia ke 45 dan mengadakan doa Rosario Hidup pada penutupan bulan Maria yang lalu. Para bruder yang terlibat yakni bruder yang tergabung dalam BKRKS (Badan Koordinasi religius Keuskupan Surabaya) region III. Saat ini sebagai moderator paguyuban adalah Rm A. Sugiyanto, CM dengan ketua Br. Aleks. Untuk di Madiun tepatnya tanggal 24/25 Mei Br. Aleks dan tim BKRKAS aksi pangilan diadakan dengan mengisi rekoleksi remaja di Susteran MC, Mundu. Semoga berbagai kegiatan ini sungguh berbuah dengan hasil ada peminat yang ingin masuk sebagai bruder CSA.

Tamu Komunitas

Tanggal 11 Mei Panti Asuhan, karya yang dikelola oleh para bruder Madiun menerima tamu dari Surabaya yakni Bp. Agus Suhendra. Kedatangan beliau adalah kepedulian terhadap karya panti asuhan karena menyumbang berbagai keperluan anak-anak panti. Bantuan yang diberikan yakni 12 pasang sepatu, 30 buah tas sekolah, dan berupa bantuan makanan yakni lauk CFC. Terima kasih atas bantuan ini anak panti merasakan bahagia karena bisa langsung memanfaatkannya. Minggu berikutnya Br. Herbertus Sumarjo, FIC mengunjungi bruderan Madiun. Kunjungan ini sifatnya insidental karena waktu sebelumnya Br. Heri menjadi narasumber pada seminar kependidikan di STKIP Widya Yuana Madiun, lalu kemudian mampir ke komunitas.
Peristiwa serupa juga dilakukan oleh Rm. Heru, OMI. Romo yang saat ini tinggal di skolastikat OMI Yogya sangat kebetulan mengadakan perjalanan dari Surabaya, kemudian menyempatkan singgah 2 malam di bruderan.
Br. Viktor selama bulan Mei dan Juni 3 kali singgah di Komunitas Madiun dengan berbagai tujuan, antara lain : kesempatan mampir ketika ada keperluan ke Toko Komputer ICC untuk service notebook nya, kemudian singgah dalam rangka pertemuan dengan yayasan Mardiwijana berkenaan dengan karya sekolah.

Karya Panti dan Asrama

Panti Asuhan, tepatnya 14 Juli tahun ini berusia 9 tahun. Usia dimana untuk pertumbuhan manusia menempati pendidikan dasar (kelas 4 SD). Usia bermain, usia belajar, usia butuh kasih sayang. Dengan kata lain menjadi masa dimana membutuhkan pendampingan untuk segala kegiatannya. Menengok sejarah berdirinya karya sosial ini, peran serta Br. Michael sangat penting, bahkan sampai sekarang tetap menjadi ”soko guru”. Tegaknya karya ini hampir semua masih bergantung kepada bruder yang kini sudah berusia 74 tahun itu. Berkat usaha keras, perjuangan ekstra tenaga dan pemikiran mulai pertengahan Mei ini panti asuhan memiliki kegiatan produksi pembuatan pupuk organik. Hasil produksi sat ini sudah bisa di lihat bahkan siapapun bisa memesan. Produk dengan kemasan plastik berlabel : pupuk organik ”bruderan” produksi anak panti asuhan Jl. A. Yani 6 ini, dijual dengan harga Rp. 3.000 (kemasan 2 kg). Stop pemanasan global dengan pupuk organik panti asuhan! Kami bangga, Anda beruntung!
Tidak lepas dari prakarsa Br. Michael dapur asrama putra saat ini juga mengalami perubahan. Jika pada awalnya lantai ubin, sering terkena banjir karena struktur lantai yang lebih rendah dibanding tanah diluarnya, kini tampil dengan lantai dan dinding keramik. Untuk mengantisipasi banjir lantainya pun ditinggikan 30 cm. Rehap dimulai tanggal 9 Juni, dan selesai dalam waktu 1 bulan, sampai saat berita ini ditulis pembuatan saluran air belum selesai dikerjakan.

LULUS ?
Tahun ajaran ini merupakan tahun paling tidak memuaskan untuk panti asuhan dan asrama, apa sebab ? Jika tahun-tahun sebelumnya, peserta UAN tingkat STM selalu lulus tetapi UAN tahun ini 2 dari 2 anak panti asuhan dan 2 dari 3 anak asrama tidak lulus. Yang lebih menyedihkan mereka semua di STM Bonaventura. Yang lulus dari mereka hanya anak asrama yang sekolah di STM Gamaliel. Ini menjadi refleksi bagi pendamping untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Untuk tingkat SMP, UAN yang diumumkan tanggal 21 Juni tepat pada pesta tarekat, Aloisiusan menjadi kebahagiaan tersendiri karena 5 anak asuh para bruder semua lulus. Berita dari sekolah sendiri: SMP St. Yusuf yang mengikutsertakan peserta UAN 155 siswa 100% lulus. Terima kasih kepada para demikian juga untuk SD dengan jumlah peserta UAN 47 siswa semua juga lulus. Terima kasih kepada para kepala sekolah, para guru, para karyawan yang telah bekerja keras menjadi perpanjangan tangan para bruder menjadi pendidik iman dan kaum muda.

Tugas ke luar
Tanggal 23 Mei Br. Agus dalam rangka tugas DU berangkat ke Flores untuk visitasi ke komunitas-komunitas yakni Kupang, Boawae, Mbay dan Ruteng, untuk selama 2 minggu. Pulang kembali ke Madiun tanggal 8 Juni. Br. Suryadi tanggal 25 Mei mengikuti pertemuan MPK di Sint Louis I Surabaya, pertemuan tentang pendidikan nilai dengan menghadirkan pakar pendidikan dari Philipina Bernard Veges, dengan narasumber Mgr. Vincentius Sutikno, uskup Surabaya.
Tanggal 7 Mei, dan 7 juni Br. Alek ke Generalat dalam rangka rapat rutin yayasan tentang Wisma lansia Harapan Asri. Sedang Br. Yakobus dalam rangka panti asuhan akhir bulan Mei lalu pertemuan di Sawiran, Malang. Acara ini dalam rangka meninjau tempat camping anak-anak panti yang tergabung dalam FKPA Korwil Jatim–Bali tanggal 2-4 Juli.

Aloisiusan, 21 Juni
Pesta Aloisiusan di Komunitas Madiun diselenggarakan pada 24 Juni. Perayaan bersama para guru-karyawan Sekolah Santo Yusuf beserta keluarga didahului dengan misa syukur yang dipimpin Rm Agustinus Sugiyanto, CM dengan intensi khusus syukur atas perjalanan tahun ajaran 2007/2008 berjalan lancarm dan berhasil lulus 100%. Acara dilanjutkan dengan makan malam bersama menu olahan sendiri.
”St. Aloisus pelindung kami, doakanlah kami !)

Rehap gedung SMP
Gedung SMP Santo Yusuf mulai 27 Juni ini direhap karena kondisi fondasi yang mengalami penurunan. Pak Pramulo yang pernah melakukan uji lab dan pengukuran kedalaman tanah di sana menyarankan untuk segera dilakukan renovasi yakni memasang slot-slot untuk beberapa titik rawan. Tanda retak-retak pada dinding menunjukkan bahwa kondisi fondasi semakin turun. Rencana renovasi dengan waktu kurang lebih 3 bulan. Semoga lancar.

Pergantian kepala sekolah
Br. Kosmas kepala SD St. Yusuf dan Bp. Paulus kepala SMP sudah menjabat kepala sekolah untuk 2 periode bahkan untuk Br. Kosmas sudah mengalami waktu perpanjangan, dan sesuai aturan kepegawaian mereka harus diganti. Sehingga tahun ajaran ini lembaga santo Yusuf melakukan pergantian kepala sekolah dari Br. Kosmas kepada Br. Aleksander, dan Bp. Paulus kepada Br. Viktor. Serah terima diselenggarakan pada 3 Juli untuk SD dan 11 Juli untuk SMP Selamat berkarya dan terima kasih untuk Br. Kosmas dan Bp. Paulus.

28 Juni, 2008

EKARISTI PERINGATAN PELINDUNG TAREKAT

Bersama keluarga besar para guru dan karyawan beserta keluarga, tgl 24 Juni di Bruderan diadakan misa peringatan pelindung tarekat. Hari Raya ini sebenarnya jatug pada 21 Juni namun karena bersamaan dengan acara kegiatan sekolah maka baru terlaksana tanggal itu. Misa dipimpin oleh Rm. Agustinus Sugiyanto, CM.
Misa dimulai jam 17.30 dan selesai tepat jam 19.00. Setelah misa diadakan makan malam bersama di teras bruderan.
Br. Alek selaku Pimpinan komunitas madiun memberikan sambutan dalam acara tesebut dengan penekanan pada semangat kerja Santo Aloisius Gonzaga, SJ. Lambang kemurnian jiwa, diusia yang masih belia sudah mengikrarkan kaul untuk hidup miskin, murni, dan taat. Taat pada panggilan hidupnya sebagai pelayan bagi sesama, dan benar bahwa pelayanannya mengantar kekudusan pada hidupnya. Teladan hidup melayani sesama, sama seperti para guru yang dengan tulus melayani daam bidang pendidikan.
Selain intensi peringatan pelindung misa ini juga bersyukur karena lembaga Santo Yusuf telah meluluskan 100% anak didiknya dalam UAN tahun ini.
Terima kasih untuk para guru, para karyawan dan para donatur, pemerintah dan masyarakat.

21 Juni, 2008

Berita : lulus 100%

Hasil UAN tahun 2007/2008
SMP SANTO YUSUF "soyus"

Tanggal 21 Juni 2008
adalah pengumuman hasil UAN dan hasil kelulusan siswa SMP Santo Yusuf adalah 100% LULUS. Hal ini sangat menggembirakan, Dibawah pimpinan kepala sekolah Bpk. Drs. PAULUS SM dan berkat kerja sama para guru dalam mendidik para siswa, kepercayaan masyarakat dan terlebih berkat Tuhan SMP yang tahun ini menjadi salah satu nominasi Sekolah Standart Nasional di kota MADIUN. Patut disykuri hasil yang sangat baik ini.
Data sekolah di Kota MADIUN hasil UAN ini SANTO YUSUF no 5 setelah 4 sekolah negeri yakni : SMP 1, 2,3,8 dan SMPK SANTO YUSUF
Untuk sekolah swasta menduduki peringkat 1
Yayasan penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada semua yang terkait : kepala sekolah, para guru, karyawan dan masyarakat yang telah membawa keberhasilan ini.

19 Juni, 2008

Pendaftaran Murid Baru

MENERIMA PENDAFTARAN MURID BARU
Tahun ajaran 2008 / 2009
SMPK SANTO YUSUF
Jl. Diponegoro 80 Madiun 63122 Telp 454239 http://soyusmdn.blogspot.com
NOMINASI SEKOLAH STANDART NASIONAL (SSN)

Pendaftaran Gelombang 1 : 1 Mei - 15 Juni
wawancara 15 Juni 2008

Pendaftaran Gelombang 2 : 16 Juni - 15 Juli
wawancara 15 Juli 2008

Program baru :
Membuka kelas unggulan dengan :
  1. Ruang kelas AC
  2. Media pembelajaran berbasis teknologi informatika
  3. Sarana pembelajaran multimedia

Ekstra :

  1. BASKET, VOLLI, SEPAK BOLA
  2. CHEER LEADERS
  3. DRAMA
  4. RENANG
  5. KULINTANG
  6. VOKAL GROUP, BAND

Menarik dari yang lain : HOME STAY KE JEPANG

AYO BURUAN TEMPAT TERBATAS-------------------MAJU BERSAMA MENGUKIR PRESTASI

SDK SANTO YUSUF, Jl. Diponesoro 80 MADIUN 63122 Telp 465706

TKK SANTO YUSUF , Jl. Diponegoro 80 MADIUN 63122 Telp 465705

Menerima pendaftaran mulai 1 Mei 2008

08 Juni, 2008

Karya para bruder

YAYASAN MARDIWIJANA bersama
Para Bruder CSA Madiun menangani karya :
  1. Play Group Santo Yusuf
  2. TKK Santo Yusuf
  3. SDK Santo Yusuf
  4. SMPK Santo Yusuf

Sekolah Itu ada di Jl. Diponegoro 80 MADIUN

  1. Asrama Putra Santo Aloisius
  2. Panti Asuhan Santo Aloisius

Ada di Jl. A. Yani 6 madiun

06 Juni, 2008

Artikel 1

Kemandirian :

Kemenangan pendiri dan kesiapsediaan diri

oleh : Br. Suryadi

Kemenangan pendiri ?

Dalam suatu peperangan baik fiksi maupun nonfiksi, untuk meraih suatu kemenangan modal yang diperlukan adalah keberanian untuk berjuang dan berusaha. Sedangkan keberanian menuntut suatu sikap yang siap sedia. Kalau mau belajar dari cerita pewayangan : ketika kelompok Pandawa menang melawan kelompok Kurawa dapat dimengerti bahwa salah satu unsur kemenangan itu akibat keberanian dan kesiapsediaan Werkudara, Puntadewa, Nakula, Sadewa dan Harjuna. Mereka bersatu membangun kekuatan untuk meraih suatu kemenangan. Memang dalam dunia sekarang ini sulit menemukan pribadi seperti mereka yakni yang berani mengatakan : “ Biarlah aku saja yang maju ! Jangan kamu, aku saja ! (jawa : Wis, tak aku wae sing maju ojo kowe ) atau bentuk kesiapsediaan yang lain. Maka tekad mendukung suatu keberanian, dan keberanian mendukung suatu kemenangan, lalu pada akhirnya kemenangan adalah langkah awal kemandirian. Kemandirian memang menuntut sikap berani. Komunitas–komunitas suster barangkali lebih membuka peluang berkaitan dengan langkah pemberani, misalnya menanam lombok, kacang, buncis dari pekarangan komunitas yang barangkali hanya bebarapa jengkal luasnya namun berani meng-uangkan hasil itu sehingga nampak ada nilainya. Penulis akan memberi pembanding dari komunitas trapis, Rawaseneng. Anggota mereka pada umumnya adalah angkatan muda, bahkan jumlahnya dapat di sejajarkan dengan para bruder CSA. Praksis hidup harian mereka pun adalah bekerja demi kebutuhan hidup bahkan ditambah mencukupi kebutuhan pegawai yang tidak sedikit jumlahnya. Secara garis besar mereka bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. mulai dari bertani, beternak, tukang kayu hingga industri rumah (membuat aneka jenis makanan kue). Maka tidak heran jika diantara mereka ada yang sekali waktu harus pergi keluar kota demi kebutuhan komunitas. Tantangan hidup barangkali lebih berat karena setiap saat melulu bertemu dengan orang yang sama. Lalu apa yang menjadi modal mereka menjalankan karya kerasulan ? Sumber penyemangat yang mereka hidupi adalah tekad, daya juang, keberanian, serta melanjutkan apa yang diwariskan para pendahulu.

Jaman dan peradaban memang semakin maju, sarana dan teknologi pun berkembang pesat namun semangat dan daya juang sebenarnya dapat meneladan apa yang dimiliki oleh para pendiri. Sarana yang dipakai oleh P. W. Hellemons dan Vader Vincentius jelas jauh ketinggalan dibanding dengan sarana yang kini tersedia, alat komunikasi, transportasi, serta perabotan. Namun dengan keberanian dan tekad yang teguh persoalan-persoalan dapat diatasi, maka kesiapsediaan menjadi awal suatu kemenangan. Pendiri telah menang mengatasi rintangan-rintangan sebagai variasi perkembangan kongregasi yakni jatuh bangun namun kembali bangkit hingga mencapai puncaknya. Dan pendiri telah meletakkan dasar-dasar karya yang senantiasa menggema dalam peziarahan hidup berkomunitas.

Kesiapsediaan diri ?

(Reflektif, retret pribadi)

Ketika saya memutuskan menanggapi sapaan Tuhan secara khusus perasaan saya ibarat orang yang sembuh dari sakit, biarlah Dia yang selanjutnya menuntun langkah hidupku dan saya percaya bahwa Tuhan akan memakai saya sebagai alat-Nya. Alat yang akan senantiasa ditopang oleh kekuatan Roh. Pribadi-pribadi yang ada dan akan dijumpai sadar pasti akan majemuk. Mereka tetaplah pribadi biasa yang sama-sama siap sedia menghayati panggilan dari keberbedaan baik fisik, asal-usul, adat, kebiasaan. Apa yang ada bukan penghalang namun justru sarana yang menjadi pengikat demi identitas diri sebagai biarawan bruder (saudara bagi yang lain). Pengalaman iman dan pengalaman hidup harian menjadi cakrawala pembuka langkah menuju kesiapsediaan menjawabi panggilan melalui karya perutusan yang diemban. Suatu realita kadang menuntut pemaknaan lebih dari yang muncul dalam rasa. Pada saat Tuhan dekat atau saat mengalami desolasi idealnya mengingat bahwa mencintai panggilan adalah proses yang tak akan berkesudahan kecuali oleh yang illahi. Semua kejadian pantas dan wajib disyukuri.

Dalam karya perutusan senantiasa dihadapkan pada realitas jaman yang jauh dari suatu harapan. Di situlah suatu ujian iman apakah sadar dan tahu konskuensi memilih yang bebas atau terikat oleh cambuk belenggu yang dirasa mengenakkan di antara saudara secita-cita. Proses menerima memerlukan kesiapsediaan, memafkan lebih mudah dari pada melupakan adalah kesadaran akan pentingnya memahami spiritualitas panggilan, saya sadar dan tahu serta mau. Menerima, memahami, melengkapi, membantu dan mendukung masuk dalam unsure bersaudara.

Allah sendiri telah rela hadir dalam diri setiap pribadi dalam bentuk pengalaman-pengalaman iman, Dia telah lebih dulu berkehendak (berinisiatip) memenggil maka tiada ungkapan lain selain kesetiaan menjawabi undangan Tuhan dengan penuh syukur. Dengan menjalani karya perutusan artinya terbuka peluang untuk memahami kehendak Tuhan, namun kita juga ditantang untuk menjadi pelaksana sabda yang handal, bekualitas, dan profesiaonal. Allah juga telah memberikan anugerah cuma-cuma berupa kemampuan untuk dikembangkan demi kemuliaan Allah, maka kitapun diajak untuk senantiasa melibatkan peranan Roh Allah dalam karya-karya hidup baik di komunitas maupun diladang karya. Dengan menjalin komunikasi dengan Tuhan lewat sesama yakin bahwa Tuhan menyertai langkah hidup kita. Untuk lebih menjembatani antara pribadi dengan Tuhan dapat mulai dibangun melalui simbol diri bahwa muncul pengharapan menjadi sarana tercurahnya rahmat Allah pada sesama ibarat tempayan yang dapat diisi kurnia rahmat dari Allah sendiri. Sadar bahwa tempayan adalah benda yang rapuh namun mempunyai nilai dan keunikan, indah serta bermanfaat. Keyakinan akan kerapuhan diri dapat disimbolkan, suatu ketika benda itu bisa retak oleh karena suatu sebab, memang dapat di poles dengan tambalan namun tetap akan mengurangi keindahan meskipun fungsi dan isinya tidak berbeda. Menjaga keindahan itulah tugas dan harapan saya agar benda itu tetap dapat menyalurkan kasih dan karunia terhadap lingkungan sekitar. Memberi curahan air yang meluap bukan karena bocor atau mrembes.

Belajar dari bagimana Allah hadir memberi roh pada pola hidup bruder pendahulu dimana dari kesederhanaan, muncul semangat dan usaha mengembangkan pola hidup Yesus sendiri yakni berbagi terhadap mereka yang lemah, miskin dan tersingkir maka hidup inipun seyogyanya diarahkan demi tujuan, cita dan cinta yang sama. Mempersembahkan hidup adalah wujud dari kesiapsediaan karena keyakinan bahwa Allah memilih bukan dari mereka yang luar biasa namun Tuhan memilih mereka yang siapsedia. ***

(tulisan ini pernah dimuat di majalah Hidup Kita, edisi :Kemandirian)